
Pemerintah tidak lagi mentolelir adanya perjalanan untuk kepentingan mudik setelah Larangan mudik Lebaran 2021 mulai berlaku sejak Kamis (6/5/2021) pukul 00.00 WIB. Dengan berlakukanya larangan tersebut, sejumlah pemudik tidak diperbolehkan berangkat menyeberang menggunakan fery di Pelabuhan Merak menuju ke Pelabuhan Bakauheni. Tepat di depan Polsek KSKP Merak, Kota Cilegon, Banten para pemudik duduk menantikan nasib yang belum pasti.
Di antara mereka ada seorang pria yang bernama Basri. Terlihat, dia mengutak atik layar ponselnya di pinggir jalan. Dia berharap dapat menyeberang ke Lampung agar bertemu dengan keluarganya.
Dia tiba di Pelabuhan Merak pada Kamis sekitar pukul 00.00 WIB. Ketika itu, pihak pengelola pelabuhan sudah tidak memperbolehkan orang untuk naik kapal, kecuali dalam kondisi tertentu. Basir bersama anggota keluarganya yang lain tiba dari Batam.
Namun, karena tidak ada penerbangan Batam menuju ke Lampung, maka dia memilih turun di Bandara Soekarno Hatta. "Dari Batam naik pesawat, tetapi tidak ada yang turun di Lampung. Jadi saya mesan yang tujuan Jakarta, eh tetapi malah jadi telat kaya gini," ujarnya. Saat tiba di Bandara Soekarno Hatta, dia naik bus menuju ke Pelabuhan Merak.
Sayang, selama di perjalanan bus mengalami kerusakan sehingga perjalanan terhambat. "Rumah saya itu di Lampung ke Batam buat datang nikahan adik cuma empat hari di sana pas mau balik malah kaya gini," kata Basir. Seorang anak Basir yang sudah tidak kuat menahan kantuk terpaksa tidur di trotoar.
"Nunggu di jalan ini, mau nunggu di mana lagi? Keluarga saya di sana dan anak saya yang lainnya juga ada di sana," katanya. Abdul, calon penumpang lainnya, mengalami hal serupa. Dia bekerja di Manado, namun karena tidak ada pesawat tujuan Lampung, maka dia turun di Bandara Soekarno Hatta.
Abdul berangkat dari Manado pada pukul 17.00 WIB. Namun, dia terlambat naik bus Damri yang mengantarkannya ke Pelabuhan Merak. "Terlambat tadi naik Damri. Dari Jakarta pukul 22.00 WIB, tetapi sampai di Merak sudah diberlakukan larangan mudik," ujarnya. Abdul hanya berangkat sendirian dari Manado.
Tidak jadi berangkat pulang kampung, membuat dia bingung. "Paling di sini saja dulu berharap pintu dibuka," ujar Abdul. Dia sudah selama satu tahun tidak pulang ke kampung halaman.
"Tadi pas masuk pintunya sudah dikunci buat ke kapal," tambahnya.